Selamat datang di VEM 48 SMANSAKA, ||Penyedia Informasimu|| Selamat datang di VEM 48 SMANSAKA, ||Penyedia Informasimu|| Selamat datang di VEM 48 SMANSAKA, ||Penyedia Informasimu||

Senin, 26 November 2012

Analis: Software Antivirus Hamburkan Uang Perusahaan

detail berita
Ilustrasi (Foto: Telegraph)
WASHINGTON - Software antivirus kini dinilai tidak efektif mendeteksi ancaman malware. Banyak kalangan enterprise atau perusahaan yang dianggap membuang-buang uang mereka untuk membeli produk keamanan tersebut.

Analisis yang dilakukan perusahaan keamanan Imperva menyimpulkan, perusahaan mengeluarkan uang secara mubazir untuk membeli software antivirus. Sementara perangkat lunak tersebut dinilai tidak efektif untuk membasmi program jahat.

Dilansir Techworld, Selasa (27/11/2012), laporan ini juga mempertanyakan proteksi yang ditawarkan oleh paket antivirus. Proteksi ini juga menjadi tema pokok di antara peneliti baru-baru ini dan sebagai bahan studi Assessing the Effectiveness of Anti-Virus Solutions.

Studi ini diangkat Imperva oleh University of Tel Aviv. Tim meneliti koleksi 82 file malware baru melalui sistem VirusTotal. Sistem ini memeriksa file terhadap sekira 40 produk antivirus yang berbeda.

Laporan juga mengungkap, poor detection (deteksi-sedikit) berarti program gratis menawarkan nilai yang lebih baik. Studi ini juga meneliti perusahaan yang melakukan pemindaian (scan) serupa beberapa kali pada interval satu minggu.

Ini untuk melihat apakah deteksi bisa ditingkatkan dari waktu ke waktu. Selain itu, menemukan apakah performa produk antivirus terbaik mengambil setidaknya tiga minggu untuk menambahkan sampel sebelumnya yang belum terdeteksi ke database mereka.

Menurut Imperva, perusahaan atau organisasi terus membeli perangkat lunak antivirus berlisensi karena "mandat rezim kepatuhan" bahwa mereka harus melakukannya. Studi ini juga mengungkap, perusahaan disarankan untuk membeli produk free (gratis), ketimbang menempatkan uang yang disimpan dalam bentuk keamanan lainnya.

"Agar jelas, kami tidak merekomendasikan menghilangkan antivirus. Kami, bagaimanapun, merekomendasikan rebalancing (menyeimbangkan kembali) dan modernisasi keamanan untuk (mengantisipasi) ancaman saat ini," jelas laporan tersebut.

Berdasarkan Gartner, Imperva memperhitungkan bahwa perangkat lunak antivirus adalah mengonsumsi sekira sepertiga dari total pengeluaran perangkat lunak keamanan. "Kami tidak bisa terus berinvestasi miliaran dollar ke dalam solusi antivirus yang memberikan 'ilusi' keamanan, terutama ketika solusi freeware menggungguli langganan berbayar," tegas Amichai Shulman, Chief Technology Officer Imperva.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar